Rabu, 17 Desember 2014



Mentari memapakkan dirinya tuk kembali ke peraduan
Semburat sang surya menghiasi langit di angkasa
Sebelum mengubahnya menjadi gelap

Aku termenung
Di tempat ini aku terdiam
Melempar pandang jauh ke depan
Menatap ombak yang bergulung saling mengejar
Hanya debur air yang mampu ku dengar
Dan suara kicauan gagak terbang kembali ke sarang



Minggu, 30 November 2014





Tugas Bahasa Indonesia


Mengidentifikasi Struktur Biografi


BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE


Oleh :
Dea Arsita Arisandi
XI KA C / 09






Bacharuddin Jusuf Habibie
Struktur teks
Kalimat dalam teks
Orientasi
Salah satu tokoh panutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak orang di Indonesia dan juga Presiden ketiga Republik Indonesia, dialah Prof. Dr (hc). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan Ra. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Urutan peristiwa kehidupan tokoh tahap 1
Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-pare, Sulawesi Selatan. Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun Ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang shalat isya.
Tak lama setelah ayahnya meninggal, ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie, karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Urutan peristiwa kehidupan tokoh tahap 2
Karena kecerdasannya, setelah tamat SMA di Bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan teknik penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang di  Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH) ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain.
Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.
Urutan peristiwa kehidupan tokoh tahap 3
Beliau mendapat gelar Diploma ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat cumlaude (sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, dengan gelar Insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu firma talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Urutan peristiwa kehidupan tokoh tahap 4
Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya, istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.
Urutan peristiwa kehidupan tokoh tahap 5
Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "faktor habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (guru besar) pada Institut Teknologi Bandung. Dari tempat yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft Fuer Luft Und Raumfahrt (lembaga penerbangan dan angkasa luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The academie Nationale De l'air Et De l'espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award Von Karman yang hampir setara dengan hadiah nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.
Urutan peristiwa kehidupan tokoh tahap 6
Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore Van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat summa cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB GMBH Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
Urutan peristiwa kehidupan tokoh tahap 7
Di Indonesia, habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN industri strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum timor timur yang memilih merdeka. Pidato pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
Reorientasi
Pada tanggal 22 Mei 2010, Hasri Ainun Habibie, istri BJ Habibie, meninggal di rumah sakit Ludwig Maximilians Universitat, Klinikum, Muenchen, Jerman. Ia meninggal pada hari Sabtu pukul 17.30 waktu setempat atau 22.30 WIB. Kepastian meninggalnya Hasri Ainun dari kepastian Ali Mochtar Ngabalin, mantan anggota DPR yang ditunjuk menjadi wakil keluarga BJ Habibie. Ini menjadi duka yang amat mendalam bagi mantan presiden Habibie dan rakyat Indonesia yang merasa kehilangan. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas.

Simpulan        :
Kehidupan Burhanuddin Jusuf Habibie diisi dengan belajar, belajar, dan belajar. Sifatnya yang gigih, pekerja keras, dan pantang menyerah membawanya kepada kesuksesan. Beliau mempunyai dedikasi dan pengabdian yang tinggi kepada Negara Indonesia. Seluruh ilmu yang didapat diaplikasikannya untuk kemajuan bangsa.

Amanat           :
Penerus bangsa, generasi muda, harus meneladani Bapak Burhanuddin Jusuf Habibie, untuk selalu gigih dalam meraih cita-cita, pantang menyerah, dan mau bekerja keras demi tercapainya apa yang diinginkan. Dan mendedikasikan ilmu,  pengetahuan yang telah didapat, demi membangun nusa, bangsa, dan Negara Indonesia

Hikmah           :
Pendidikan adalah hal terpenting bagi generasi muda.
Dengan ilmu, kehidupan menjadi lebih mudah.
Yakinlah, perjuangan dan kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.

Kaidah kebahasaan (point of view) :
Orang ketiga serba tau
Alat kohesi      :
Habibie yang punya kegemaran........            

Konjungsi temporal   :
Tak lama setelah ayahnya meninggal...
Karena kecerdasannya....
Pada saat itu...

Fungsi Kata Keterangan        :
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh.

Kata Kerja Material   :
Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar
.... ,ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung
.... , ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie


Selasa, 14 Oktober 2014

Cerpen fiksi - Belum Selesai



          Arloji hitam ku menunjukkan pukul 06:53 ketika aku baru saja keluar dari indekos ku menuju sekolah. Jarak sekolah sampai kos-kosan kurang lebih 30 meter. Aku harus berjalan cepat jika tidak ingin terlambat ke sekolah. Dengan langkah yang tergesa aku berjalan sembari menenteng 3 buku berukuran besar karena buku-buku itu tidak muat dimasukkan ke dalam tas ku yang mungil. Sepanjang jalan terlihat banyak siswa-siswa yang mengenakan seragam yang sama denganku mengemudikan motornya dengan kencang. Aku tau mereka pasti tau jika aku bersekolah di sekolah yang sama dengan mereka. Tapi tak satupun yang memperlambat laju motornya itu dan menebengiku ke sekolah.
          “ Udah jam tujuh kurang 4 menit! Aku harus lari biar gak telat! “ Kataku dalam hati.
          Setengah langkahku berlari terdengar suara mesin motor yang mengikutiku terus menerus. Aku berhenti dan menoleh ke belakang.
          “ Maksum! “ Kataku terkaget melihat maksum, teman sekelasku. Nama aslinya Wegha Sri Purnama. Namun aku lebih suka memanggilnya dengan sebutan maksum.
          “ Mau jogging kok pake seragam sih neng? “ Tanyanya menggodaku.
          Aku membuang pandang darinya. Beranjak berlari lagi agar tidak terlambat sampai di sekolah.
          “ Eitttssss.. Jangan marah dong neng. Yuuk bonceng abang “ Kata Maksum kepadaku dengan nada suaranya yang khas. Sebenarnya Maksum itu baik. Hanya saja maksut baiknya terkadang dibungkus oleh kejailannya.
          “ Beneran nih? “ Kataku dengan antusias.
          “ Goceng ya neng “ Kata Maksum sambil setengah tertawa.
          “ Iiiiih Maksuummmm!!! “ Jawabku kesal. Namun segera aku membonceng ke sepeda motor matic Maksum itu karena waktu terlalu mepet.
          Sampai di parkiran sekolah aku dan Maksum berjalan bersama ke kelas. Aku sempat melihat Mas Verdha, sosok kakak kelas yang beberapa hari terakhir ini menjadi pusat perhatianku karena senyumnya yang manis. Tak hanya itu, dia juga lihai memainkan alat musik seperti piano, gitar, dan saxophone.
          “ Tuh kan neng. Coba tadi kamu ga ngebonceng aku. Telat deh pasti “ Kata Maksum.
          “ Iyaaaa.. Makasih ya Maksum!! “ Jawabku kepadanya.
          “ Maksum Maksum.. Kasian bapak ibuk ku udah kasih aku nama baik-baik eh dipanggilnya Maksum. Kayak tukang somay keliling aja! “ Jawab Maksum dengan mimik muka yang cemberut.
          “ Hahaha.. Iya iya maaf Wegha Sri Purnama “ Kataku lagi.



          Bel istirahat ke dua berbunyi. Aku dan Kesha segera menuju ke kantin karena lapar yang mendera sejak jam ke empat tadi.         
“ Ngerjain ulangannya Pak Herdi bikin laper “ Kata Kesha
          “ Kamunya aja kali yang tukang laper “ Jawabku
          “ Eh tapi beneran pertanyaan-pertanyaannya Pak Herdi menuntutku untuk berpikir lebih keras dari biasanya dan itu membuat perutku jadi lebih cepet laper dari biasanya “ Jawab Kesha dengan intonasi dan ciri yang khas.
          “ Halaah “ Jawabku nyengir sambil memasukkan sesendok soto ayam ke mulutku.
          Dari kejauhan, kulihat Mas Verdha sedang duduk di kantin ujung sambil membaca novel dan mendengarkan musik melalui earphone putihnya. Kepalanya mengangguk-angguk pertanda Ia sangat menikmati musik yang didengarkan. Aku memandanginya sekejap. Wajahnya terlihat putih bersih dan manis.
Lalu ku nikmati lagi soto ayamku yang masih panas. Di depanku terlihat Kesha dengan piring nasi gorengnya yang sudah habis.